Tuesday, September 16, 2008

Siklus Babi Pada Komoditas

Pembukaan : Walau secara umum, komoditas siklusnya seperti diagram di atas, namun pada kenyataanya ada beberapa faktor lain yang cukup mempengaruhi harga komoditas, terutama bahan makanan. Salah satu masalah terbesar bangsa Indonesia adalah ketergantungan masyarakat akan bahan pangan BERAS. Secara faktor budaya, makan belum bisa dianggap makan kalau belum ada NASI.

Pembahasan : Masalah berikut yang muncul adalah pada komoditas bahan pangan, demand selalu naik. Karena ada faktor pertumbuhan penduduk. Sedangkan lahan tani makin mengecil akibat perumahan, industri, dl. Sehingga muncul pernyataan : Jumlah penduduk bertumbuh secara Exponensial, sedangkan jumlah pangan bertumbuh secara linear.

Sebagai ilustrasi :
Jadi apakah hal ini membatalkan siklus komoditas di atas. Jawabannya belum tentu. Sebab ada faktor lain juga. Yang namanya KREATIVITAS dan baramg SUBSTITUSI. Seperti pada pembukaan, masalah utama bangsa Indonesia adalah ketergantungan bangsa ini akan beras. Hal ini juga menyebabkan lahan pertanian di Indonesia memiliki tingkat kesuburan yang makin rendah. Karena mau tidak mau permintaan akan Padi yang paling tinggi. Sedangkan lahan di Indonesia besar namun tidak semuanya cocok untuk ditanami tanaman Padi.

Namun jika harga beras makin tinggi, maka mau tidak mau masyarakat akan mengalihkan konsumsinya kepada bahan konsumsi yang lebih ter disversivikasi atau lebih beragam seperti ketela, jagung , singkong, ubi – ubian dan lain – lain. Harga minyak goreng makin tinggi, ibu – ibu beralih ke masakan rebus – rebusan, selain lebih murah, juga lebih sehat. ^_^

Contoh lain yang cukup simpel tapi unik dan kreativ adalah di UK Petra, salah satu dosen di Fakultasl Ilmu Komunikasi UK Petra, menggunakan HP sebagai sarana Ujian dengan slogan “M-Test” / Mobile Test. Karena ingin memberi contoh kepada mahasiswa mengenenai kepedulian akan lingkungan hidup (salah satunya dengan mengurangi pemakaian kertas).

Alhasil, mahasiswa lebih senang dan terangsang dalam mengikuti ujian dan juga penggunaan kertas menjadi lebih berkurang. Walau mungkin pulsa yang jadi korbannya, Ke depannya mungkin menggunakan komputer sebagai sarana ujian.

Sebagai contoh Energy pun. Jika harga energy tinggi maka manusia akan mencari altenatif. Sebagai cotoh lagi, bandingkan penggunaan listrik pada komputer jaman dahulu yang memiliki daya puluhan ribu watt tapi kinerja lemah. Dan komputer saat ini yang hanya 300 watt tapi lebih powerfull. Bahkan monitor CRT yang memakan daya besar mulai diganti ke LCD yang berdaya kecil. Walau lebih mahal, namun jika dihitung 2-3 tahun bakalan balik modal bahkan lebih.

Untuk strategi investasi di komoditas, sebaiknya kita menuggu hingga saat harga komoditas tersebut hancur – hancuran di pasar internasional. Contoh TIN di tahun 2002 yang menyebkan harga saham TINS turun 97% dalam waktu 3 tahun. Kemudian simpan 5 tahun untuk mendapatkan keuntungan maksimal. Kunci dari investasi di komoditas adalah TIMING. Waktu masuk dan keluar haruslah tepat dan kita pun harus sabar menunggu. Karena siklus komoditas biasanya berulang 10 tahun sekali : HARGA TINGGI – 5 Tahun kemudian – Harga Hancur – 5 Tahun kemudian Break new high. Karena jika salah TIMING masuk, ya siap - siap saja NYANGKUT 10 tahun.

0 comments: